Penyebab Hipertensi/ Darah Tinggi
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang dapat dikendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi ini. Beberapa faktor tersebut antara lain:
a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi. Jadi jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi. Jadi jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
b. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika usia seseorang bertambah, maka tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika usia seseorang bertambah, maka tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
c. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam, garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat. Untuk itu, bagi penderita-penderita tersebut diharapkan tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung garam.
Faktor ini bisa dikendalikan. Pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam, garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat. Untuk itu, bagi penderita-penderita tersebut diharapkan tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung garam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kolesterol akan tertimbun pada dinding pembuluh darah jika kandungan lemak dalam darah berlebihan. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Oleh karena itu, kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
Faktor ini bisa dikendalikan. Kolesterol akan tertimbun pada dinding pembuluh darah jika kandungan lemak dalam darah berlebihan. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Oleh karena itu, kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
e. Obesitas/ Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi. Perhitungan berat badan ideal.
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi. Perhitungan berat badan ideal.
f. Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
g. Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh,maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Faktor ini bisa dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh,maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa dikendalikan. Menkonsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
Faktor ini bisa dikendalikan. Menkonsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Dengan olahraga secara teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda. Namun, jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Dengan olahraga secara teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda. Namun, jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Cara Mencegah dan Mengatasi Hipertensi/ Darah Tinggi
Berikut ini beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi:
Berikut ini beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi:
- Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
- Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
- Kurangi minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
- Lakukan olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
- Perbanyak makan sayur dan buahyang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
- Lakukan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
- Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
- Kendalikan kadar kolesterol Anda.
- Kendalikan diabetes Anda.
- Hindari obatyang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan dan mintalah ke dokter Anda agar memberikan obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.
Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik adalah kondisi di mana penderitanya merasakan pusing ketika beranjak dari duduk atau berbaring. Kondisi tersebut muncul karena tekanan darah menurun, dan respons alami tubuh dalam mengembalikan tekanan darah menjadi normal mengalami gangguan.
Hipotensi ortostatik ringan umumnya hanya berlangsung selama beberapa menit. Apabila terjadi lebih lama, hal itu dapat menjadi tanda ada gangguan medis lain yang lebih diderita, seperti penyakit jantung. Bila tidak ditangani, dapat memicu munculnya kondisi lain, seperti stroke dan gagal jantung.
Gejala Hipotensi Ortostatik
Penderita hipotensi ortostatik akan mengalami pusing ketika beranjak dari duduk atau berbaring. Selain pusing, penderita hipotensi ortostatik juga dapat merasakan gejala lain, seperti:
- Penglihatan kabur.
- Badan terasa lemas.
- Linglung.
- Mual.
- Pingsan.
Penyebab dan Faktor Risiko Hipotensi Ortostatik
Ketika seseorang beranjak dari duduk atau berbaring, darah dengan sendirinya akan mengalir ke kaki, sehingga mengurangi sirkulasi darah ke jantung dan menyebabkan penurunan tekanan darah. Normalnya tubuh memiliki respons alami dalam menangani kondisi tersebut. Namun pada penderita hipotensi ortostatik, respons alami tubuh dalam mengembalikan tekanan darah yang menurun tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Terdapat beberapa faktor yang diduga menyebabkan gangguan pada respons alami tubuh, terhadap menurunnya tekanan darah yang menimbulkan hipotensi ortostatik, yakni:
- Ketidaknormalan fungsi jantung, seperti bradikardia, penyakit jantung koroner, atau gagal jantung.
- Gangguan kelenjar endokrin, seperti penyakit Addison atau hipoglikemia.
- Dehidrasi, misalnya akibat kurang minum air putih, demam, muntah, diare, dan berkeringat yang berlebihan.
- Gangguan sistem saraf, seperti penyakit Parkinson atau multiple system atrophy.
- Setelah makan. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien lanjut usia.
- Penggunaan obat, seperti ACE inhibitors, angiotensin receptor blockers (ARB), dan penghambat beta.
Selain itu, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotensi ortostatik, yaitu:
- Berusia 65 tahun atau lebih. Terkadang tekanan rendah akibat hipotensi ortostatik juga dapat terjadi pada anak-anak.
- Berada di lingkungan bersuhu panas.
- Tidak beraktivitas atau bergerak dalam waktu yang lama, seperti ketika dirawat di rumah sakit (bed rest).
- Sedang hamil.
- Mengonsumsi minuman beralkohol.
Diagnosis Hipotensi Ortostatik
Dalam mendiagnosis hipotensi ortostatik, dokter akan melakukan pengamatan terhadap gejala yang muncul, riwayat penyakit, dan kondisi pasien secara menyeluruh. Dokter juga akan menggunakan serangkaian tes untuk memastikan kondisi sekaligus mencari tahu penyebabnya.
Beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis hipotensi ortostatik meliputi:
- Pemeriksaan tekanan darah. Tes ini menggunakan alat khusus yang disebut tensimeter. Dalam prosesnya, dokter akan memeriksa tekanan darah ketika pasien duduk dan berdiri, kemudian membandingkannya.
- Tes darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Tes darah juga digunakan untuk mendeteksi hipoglikemia atau anemia yang dapat menjadi pemicu menurunnya tekanan darah.
- Elektrokardiografi. Elektrokardiografi (EKG) menggunakan alat khusus berupa elektrode yang diletakkan di dada, kaki, dan tangan pasien. Alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi aktivitas listrik dalam jantung.
- Ekokardiografi. Ekokardiografi menggunakan gelombang suara (USG) untuk menghasilkan gambar kondisi jantung.
- Stress test. Tes ini dilakukan ketika jantung bekerja lebih keras, seperti saat berolahraga (berlari di mesin treadmill), kemudian kondisi jantung pasien akan diamati menggunakan EKG atau ekokardiografi.
- Tilt table test atau tes meja miring. Dalam prosesnya, pasien akan diminta untuk berbaring pada ranjang khusus yang dapat diputar. Setelah pasien berbaring, dokter akan memeriksa tekanan darah pasien pada posisi yang berbeda-beda.
- Manuver valsalva. Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk mengikuti gerakan yang diinstruksikan dokter. Hal itu bertujuan untuk memeriksa fungsi sistem saraf otonom, dengan menilai denyut jantung dan tekanan darah.
Pengobatan dan Pencegahan Hipotensi Ortostatik
Metode pengobatan yang dilakukan dapat berbeda pada tiap pasien, tergantung penyebab yang menyertainya. Jika pasien mengalami pusing saat berdiri, pasien dapat segera duduk atau tiduran untuk meredakan gejala. Untuk gejala hipotensi ortostatik yang muncul disebabkan karena penggunaan obat, akan lebih baik jika pasien segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat mengurangi dosis atau menganjurkan pasien untuk berhenti menggunakan obat.
Dokter juga dapat menganjurkan metode lain untuk menangani hipotensi ortostatik, seperti:
- Stoking atau kaus kaki kompresi. Stoking kompresi berfungsi untuk mencegah penumpukan darah di kaki sehingga gejala hipotensi ortostatik yang muncul dapat berkurang.
- Obat, seperti pyridostigimine. Dosis yang digunakan akan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Selain metode di atas, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menangani, sekaligus mencegah hipotensi ortostatik. Di antarnya adalah:
- Banyak minum air putih.
- Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
- Hindari tempat bersuhu panas.
- Sandarkan kepala pada tempat yang lebih tinggi ketika berbaring.
- Hindari menyilangkan kaki ketika duduk.
- Ketika hendak berdiri, lakukanlah secara perlahan.
- Perbanyak konsumsi garam jika Anda bukan penderita hipertensi.
- Tidak makan dalam porsi yang berlebihan dan rendah karbohidrat, pada penderita hipotensi ortostatik yang timbul setelah makan.
Komplikasi Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik yang telah diderita lama dan tidak mendapatkan penanganan, berisiko menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
- Stroke.
- Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.